Posted by : Unknown Thursday, June 20, 2013




Pameran kereta China itu sebagai bentuk sosialisasi pembangunan kereta monorel.

Merayakan HUT ke-486 DKI Jakarta Juni mendatang, warga DKI akan diperkenalkan dengan salah satu calon alat transportasi massal, monorel. Memang, proyek monorel yang sudah telantar lebih dari lima tahun belum lagi dibangun, tetapi Pemprov DKI mau memperkenalkan kepada warga Jakarta mengenai alat transportasi tersebut.
Pameran monorel asal China yang akan dilaksanakan pada peringatan HUT Jakarta ini merupakan kerja sama pemerintah daerah dengan PT Jakarta monorel (JM).
Direktur Teknik PT JM Bovanantoo mengatakan, kerja sama dalam memamerkan monorel juga sebagai bentuk sosialisasi pembangunan kereta monorel kepada warga DKI Jakarta. Selama ini, yang terlihat dan terpampang di sepanjang Jalan Rasuna Said Kuningan adalah kerangka tiang monorel dengan besi-besinya.
Barangkali warga Jakarta diminta untuk datang, melihat, dan menyaksikan dulu bagaimana monorel itu sesungguhnya, sambil menunggu realisasi pembangunan monorel di Jakarta yang melintasi dua jalur; green line dan blue line.
Kereta monorel yang akan dihadirkan untuk dipamerkan terdiri dari dua unit, yaitu bagian kepala kereta dan badan kereta monorel. "Kereta yang ditampilkan itu asli dan sebagaimana beroperasi di China selama ini,” kata Bavanantoo di Jakarta, Selasa (16/4).
Bovanantoo menuturkan, bentuk keseriusan kerja sama PT JM dengan Changchun Railway Vehicle Co, Ltd (CNR) di China itu adalah dengan pengadaan kereta yang diproduksi di Kota Chongqing, China. "CNR kita sepakati untuk pengadaan rolling stock berdasarkan rekomendasi konsultan," ungkapnya.
Dipilihnya perusahaan China itu diawali dengan seleksi. Calon penyedia kereta itu harus bisa memenuhi model kereta minimal untuk kawasan Jakarta. Selain itu, kereta jenis sama harus pernah beroperasi minimal selama lima tahun terakhir.
Dalam upaya merealisasikan dan mewujudkan kareta monorel di Jakarta, pada 2016 PT JM akan memiliki 10 rangkaian kereta di dua jalur. Untuk green line empat rangkaian dan blue line enam rangkaian.
Secara keseluruhan ketika beroperasi nanti, jumlah kereta sebanyak 175 unit yang akan dioperasikan di dua jalur. Pada saat yang sama, pihaknya akan menyelesaikan persoalan pembayaran tiang pancang ke PT Adhi Karya.
Pembayaran itu dilakukan oleh perusahan konsorsium dari PT JM, yakni Ortus Infrastructure Capital Limited sebagai pemegang saham mayoritas di PT JM. Nilai pembayaran itu Rp 190 miliar. Perusahaan itu juga membayar saham PT Adhi Karya dan PT Indonesia Transit Central (ITC) sebagai pemegang saham di PT JM sebelumnya.
Kendati pihak PT JM mengaku telah melakukan persiapan menuju pembangunan monorel di Jakarta, namun hingga kini eksekusi langsung belum terlihat di Jakarta dan tidak ada aksi apa-apa di lapangan. Sejumlah tiang yang mangkrak dibangun pada beberapa tahun lalu masih menjulang di tengah kota.
Di Balai Kota DKI, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menuturkan administrasi menjadi kendala keterlambatan eksekusi pembangunan angkutan massal itu. Dia mengatakan, sebagai negara yang memiliki aturan birokrasi, semua kegiatan itu dipandu oleh aturan yang berlaku, mulai dari peratuan pemerintah (PP), peraturan menteri (permen), keputusan presiden (keppres), hingga peraturan daerah (perda).
"Saya pusing mengikuti aturan itu,” keluh Jokowi.
Namun, Jokowi memastikan salah satu angkutan massal dapat diputuskan pada bulan ini. “Bisa MRT atau monorel yang mulai dieksekusi. Keduanya sama-sama ngebut menuntaskan pembangunannya,” ujarnya.
Pembangunan monorel merupakan suatu keharusan dalam menjawab dan memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta yang mendambakan angkutan yang aman dan nyaman, serta angkutan yang cepat menghindari kemacetan.
Lebih dari itu, bukan hanya beroperasinya monorel melayani warga Jakarta tapi bagaimana kualitas pelayanannya. Pelayanan harus aman dan nyaman, serta cepat sampai tujuan. Selain itu pelayanan juga tidak terlalu membebani warga Jakarta dan uang rakyat melalui APBD DKI Jakarta.
Kehadiran monorel juga diharapkan tidak lebih dari sekadar kereta wisata kaum kelas menengah ke atas, atau sekadar alat transportasi makan siang para pebinis karena tiket yang mahal.
Ini karena jalur monorel tidak seperti angkutan umum ataupun TransJakarta yang melintasi dan melalui kawasan pendidikan, kawasan permukiman, dan perkantoran. Semoga monorel membawa manfaat bagi masyarakat Jakarta.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Arsip Blog

Blogger templates

Labels

- Copyright © Education School Indonesia ( E.S.I ) -UNGGAH.FILE.INDONESIA- Powered by Blogger - Designed by Aditya -