Posted by : Unknown Thursday, June 13, 2013

Bagaimana nasib Akun Jejaring Sosial kita, saat kita sudah mati ?

Assalamu’alaikum Sahabatku yang baik hatinya, semoga Allah senantiasa merahmati kita semua, Aamiin
Dalam postingan kali ini, aku mau mengajak teman-teman merenung sejenak, sebelum jauh membaca artikel ini tolong di jawab dahulu pertanyaan sederhana dari ku…“Bagaimana nasib akun jejaring social yang sering kita gunakan sehari hari seperti akun facebook, twitter, blog dan lain sebagainya setelah kita mati nanti ?”
Pertanyaan ini terbersit ketika ku perhatikan akun jejaring social sahabat-sahabatku yang empunya sudah menghadap Sang Pencipta, atau empunya sudah meninggal, oh ternyata begitu…
Ta hanya itu yang jadi perhatianku di media social, ada lagi nih yang lebih sederhana mengenai setiap postingan yang menggelitikku, setiap membaca status facebook teman-teman maupun status ku sendiri, aku senyum-senyum sediri aja, ternyata media social itu sungguh luar biasa terhadap keseharian kita, sedikit sedikit laporan bahkan aku sendiri waktu itu lagi jalan, dan tersandung batu, yang ada di pikiranku itu bukan bagaimana mengobati luka yg ada di kaki karena jatuh akibat kesandung, tetapi aku langsung up date status bahwa aku jatuh karena tersandung, hahaaa,,, malu-maluin aja kan !, adalagi, aku selalu curhat disana, kebanyakan mengenai hal-hal yang ta mengenakan, kesedihan dan lain sebagainya, sehingga anggapan orang bahwa kehidupanku di penuhin dengan penderitaan, kesedihan dan teman-temannya yg tak mengenakan hati, maklumlah anak muda yang masih galau dan mencari perhatian ckckckkkkk..
Kita lupain aja sebentar setiap postingan anak muda yang galau itu hehe,,,Dari sanalah ku mulai bertanya kepada beberapa orang mengenai nasib akun jejaring social milik kita setelah sepeninggalnya kita nanti, dengan pertanyaan yang sama seperti di atas, 15 responden dari kalangan mahasiswa ku ajukan pertanyaan itu, dan hanya 5 orang diantaranya yang berani menjawab pertanyaan sederhana ku itu, inilah sedikit jawaban spontan dari mereka..
         Ibu YM : offin aja,
(bagaimana mau di offin, sedangkan yang tau kata sandinya cuma kita ?),
kalau begitu ceritanya biarin aja FB atau jejaring social kita tetep ada walau yang empunya sudah tiada
         Ibu DH : Nasibnya biarin aja.
         Ibu SF : kalau aku sih ngga perduli.
         Ibu SA : hmm… semua perbuatan pasti akan di hisab, berarti tergantung kita bagaimana menggunakannya untuk apa.. hukum asal penggunaan facebook, twitter dll, itu mubah jadi tergantung untuk apa, kalau kita gunakan untuk menampilkan aurat, mengumbar kemaksiatan dan untuk hal-hal yang diharamkan jelas akan mendapatkan dosa, berarti nasib kita sudah tidak ada akan dihisab perbuatan kita saat menggunakan media tersebut,, kalau nasib di dunia ntar  juga ke blokir sendiri..:)
         Pak ARd : selama server internet ada, selama itu pula data-data kita tetep hidup di alam maya, andai kita tidak menghapusnya atau ada yang mengcopas or share itu semua, maka barang siapa yang menebar kemaksiatan di internet 1 saja, dosanya akan terus mengalir jika dia sadar tapi tak menghapusnya atau tak ada yang membantunya untuk menghilangkannya, parah lagi jika terlanjur di copas, dan di share ke banyak orang,
wah kebalikan amal jariah tuh…
internet itu dunia yang berbahaya, karena banyak mata dan telinga yang tengah online telah siap menyaksikan dan menyimpan dan terkadang pula membagikan apa-apa yang kita kirimkan ke dunia maya, jadi kirim yang baik baik aja yaa…
Subhanallah jawaban mereka sungguh luar biasa, sepertinya tak harus panjang lebar menuliskan kekhawatiran ku mengenai dampak negatip penggunaan jejaring social ini, karena jawaban dari mereka sudah banyak mewakili apa yang ingin aku ungkapkan…
Kita sudah punya sedikit gambaran bagaimana nanti nasib akun jejaring social milik kita sepeninggalnya kita,,,
setelah ku perhatiin sepeningglanya empunya, akun jejaring social itu dari hari pertama sampai hari ke tujuh, ramai-ramai sanak saudara berserta sahabat bahkan orang yang empunya tak kenalpun ikut menulis turut berbelasungkawa pada dinding miliknya, melihat lihat-lihat fotonya, bercerita saat dia bersamanya, melihat video nya dan lain sebagainya..
setelah lewat hari ketujuh, hanya suami/istri atau sanak family yang sekali-kali menuliskan kangen pada empunya akun, dan setelah itu ntah bagaimana lagi, dilupakan atau memang terlupakan
kalau kejadiannya seperti di atas, sepeninggalnya kita, banyak yang mendo’akan kita, selanjutnya kita terlupakan atau memang dilupakan keberadaan kita di dunia maya itu, sungguh keberuntungan yang besar,
bagaimana jika sebaliknya ?.. silahkan di jawab sendiri-sendiri dan renungkanlah…
khusus untuk temen-temenku yang akhwat, dan beberapa pertanyaan juga untuk temen-temenku yang ikhwan,
         Sudah berapa puluhkah teman-teman mengupload foto yang aurat nya ta di tutupi ?
         Sudah berapa ratuskah status teman-teman yang (maaf) mengejek atau menghina saudara/temen sahabat yang sampai menyakiti perasaan orang lain ?
         Sudah berapa ribu komentar sahabat yang menyinggung perasaan sahabat yang lainnya ?
         Sudah berapa artikel yang tak bermanfaat/ yang temen-temen share di akun jejaring social temen-temen ?
         Sudah sebanyak apakah status anda yang bernada mengeluh di postingkan disana ?
         Dan masih banyak lagi…
Tanpa kita sadari ternyata dampak negative penggunaan jejaring social yang tak di peruntukan semestinya sungguh menyiksa kita kelak,
bayangkan kita sudah tiada di dunia ini tetapi foto foto kita yang auratnya tak tertutupi masih hidup di dunia maya, seluruh orang di dunia ini bisa dengan leluasa melihat aurat kita…bagai mana nasib kita disana dengan foto foto seperti itu di dunia ?
bayangkan berapa ratus status kita yang mengejek/menghina orang lain terbaca oleh manusia seluruh dunia ?
“wah kebalikan amal jariah tuh…” begitu kata sahabatku…, menurut temen-temen gimana  ?
dan terus renungkanlah apa yang telah kita lakukan di dunia maya selama kita hidup yang masih ada tertata rapi disana…
berarti media social itu ga banyak manfaat donk ?… salah satu temanku berkomentar langsung setelah membaca artikel ini sebelum di revisi ulang http://rindubondan.wordpress.com/2012/12/16/bagaimana-nasib-akun-jejaring-sosial-milik-kita-sepeninggal-kita/
bermanfaat atau tidaknya itu sih relative, tergantung bagaimana kita memperlakukan media social itu, ada yang menggunakannya sebagai media dakwah, ada juga yang menggunakannya sebagai ajang maksiat, kita analogikan saja media social itu sebagai pisau, bermanfaat atau tidak itu tergantung siapa yang memegangnya, kalau yang memegang pisau itu adalah seorang ibu rumah tangga yang sedang memasak di dapur, tentu pisau itu sangat bermanfaat, bukan hanya membantu pekerjaan si ibu, tetapi menyenangkan seluruh keluarganya, nah kalau yang memegang pisau itu sang penjahat, pembunuh berdarah dingin maka pisau itu akan berubah jadi petaka, jadi masihkah kita menyalahkan media social ?..
yuk mari kita berpikir di luar kotak, jangan mudah ikut ikutan tanpa kita berpikir terlebih dahulu kemanfaatan atau kemudorotan yang akan kita terima nanti
taukah bagaimana ahlak generasi muda kita begitu kacau berantakan ? dan oleh hal apa mereka bias kacau berantakan ?
kalau jawaban temen-temen dengan cara 3 F, yups betul, cerdas temen-temen, dan sekarang di tambah 1 lagi, yaitu dengan Media, ingat ada sebuah pepatah yang mengatakan “ Jika engkau ingin mengetahui dunia maka kuasailah bahasa, dan jika engkau ingin menguasai dunia maka kuasailah media
mumpung kita masih bisa untuk menghapus foto kita yang mengumbar aurat, yuk kita hapus, sebagai tanda sayang kita kepada (Ayah, Suami, Anak dan saudara laki-laki) kita, sebagaimana sabna Nabi kita yang di riwayatkan oleh Bukhari-Muslim “Selangkah anak perempuan keluar dari rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah juga ayahnya itu hampir ke neraka. Selangkah seorang isteri keluar rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah juga suaminya itu hampir ke neraka.”
Allah itu indah dan sangat menyukai ke indahan, mumpung masih banyak kata-kata indah yuk mulai sekarang kita update status dengan kata kata indah, nabi memerintahkan kita “janganlah kalian melihat siapa yang berbicara, tapi lihatlah apa yang ia bicarakan” sekaliber seorang korupsi sekalipun, kalau apa yang ia bicarakan benar, kita harus mengakuinya, apalagi kita yang orang baik-baik, masa bicara kita ga baik ?… kita bukan orang sembarangan, masa bicara kita sembarangan ?
mumpung kita masih bisa menasehasti, yuk kita berkomentar untuk saling menasehati
mumpung media social masih gratis, yuk jadikan ajang silaturrahmi, memperbanyak relasi agar rezeki kita di tambahkan lebih banyak dan barokah sesuai dengan usaha kita
Mulai sekarang yuk kita jadikan media sebagai sahabat kita dan sebagai sarana untuk bersilaturrahmi, mencari ilmu dan berdakwah, bukan untuk bermaksiat terlebih menyengsarakan kehidupan abadi kita kelak…
Yuk sama sama kita rapihin, kita percantik akun jejaring social kita…J
Salam sukses, rindu

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Arsip Blog

Blogger templates

Labels

- Copyright © Education School Indonesia ( E.S.I ) -UNGGAH.FILE.INDONESIA- Powered by Blogger - Designed by Aditya -